close
TELP. KAMI : (021)2710.1381 - 9346.1965

Entri Populer

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified twitterfacebookgoogle plusrss feedemail

Ingat tanggal 9 April 2014 nanti, saat buka lembaran kertas pemilih DPRD Kota Bekasi, carilah Partai Nomor 10-HANURA, Coblos Caleg Nomor 1, Syaherallayali, SE. - Do'akan dan Dukung Kami, Saatnya Hati Nurani Bicara

close

Sabtu, 19 Oktober 2013

Syaherallayali, Idola Sang Anak, Sahabat yang Dididik Secara Unik

Ketika saya dan anak sulung saya, Rizal, mengunjungi kediaman Syaherallayali di sekitar bilangan komplek perumahan Duta Harapan, kami berhasil datang beberapa puluh menit sebelum janjian ketemu pada pukul 10:00 malam.

Syaherallayali, caleg Hanura yang jadi idola sejati sang anak
Syaherallayali di DPC Hanura
Disambut oleh anaknya di pintu gerbang, kami dipersilakan masuk dan duduk menunggu ayahnya yang saat itu sedang keluar untuk bersosialisasi dengan kelompok pengajian warga di perkampungan Bekasi Utara.
Sambil menunggu, saya dan anak sempat menghabiskan waktu dengan bertukarpikiran, hingga belasan menit dan tak lama datanglah anak pertama Syaherallayali, yang bernama Rio.

Pemuda calon wisudawan kampus BSI jurusan Teknik Informatika ini, baru saja turun dari motor gede Tiger Hondanya dan dengan ramah menyambut kami sambil menawarkan minum kopi sebagai teman ngobrol jadi lebih asyik.


Selama perbincangan, Rio bercerita tentang pengalaman hidupnya yang unik dan diberi kebebasan penuh oleh ayahnya untuk menentukan masa depannya sendiri. Pernah menjadi "nakal" untuk beberapa tahun yang penuh dengan pengalaman manis pahit, membuat dirinya yakin, sebagai "anak hilang" dia harus kembali dan membutuhkan sosok ayahnya yang meskipun keras dalam disiplin ternyata lebih banyak benarnya daripada kesalahannya saat mendidiknya menjadi anak yang baik.

Pujian tulusnya kepada sang ayah yang kebetulan juga menjadi caleg partai Hanura dari wilayah kecamatan Bekasi Utara ini, membuat dirinya berubah dalam cara pandang hidupnya terhadap politik dan juga kepada masyarakat di sekitarnya.

Dia melihat semenjak ayahnya terjun total ke dunia politik, lingkungan menjadi satu pembelajaran tersendiri bagaimana mengenal segala lapisan masyarakat dan bagaimana menghadapinya dengan cara sediplomatis mungkin.

"Memang ada saja hal negatif yang saya dapati ketika Bapak mulai penuh menerjunkan dirinya dalam aktivitas partai politik," ujar lelaki berusia dua puluhan tahun ini saat menceritakan rumahnya pernah didatangi beberapa orang yang emosi penuh kemarahan membawa senjata tajam sejenis mandau atau parang, karena urusan yang berbau kepentingan politik.

Rio mengakui justru figur ayahnya lah yang mengajarkan cara bagaimana membaca pribadi orang serta bagaimana menanggapi tindakan yang mengancam seperti hal tersebut. Meskipun hal itu bisa diselesaikan, Rio masih beranggapan ayahnya belum sepenuhnya terjun ke panggung politik. Barulah setelah suksesi koalisi parpol Golkar, PKS, Hanura saat pemilukada Walikota Bekasi yang mengusung PAS (Pepen Ahmad Syaikhu), Rio menyadari ternyata dunia politik jadi sangat menarik untuk diikuti.

Sambil jadi anggota tim relawan RING 1 yang mendukung ayahnya berkampanye dan bersosialisasi di tengah masyarakat, Rio bersemangat juga mempelajari banyak hal tentang sepak terjang para caleg lainnya berkampanye.

Dalam pengamatan dirinya, ada saja caleg di Bekasi Utara yang berbuat lucu dan menunjukkan tidak adanya kompetensi sebagai seorang calon wakil rakyat. Rio menuturkan kisah seorang caleg dari partai merah yang seharusnya tahu siapa tokoh proklamator Bung Karno dengan salah penyebutan "bapak Provokator" dan dikoreksi para warga dan mengundang tawa tertahan pada satu acara yang digelar dengan biaya dari si caleg pengusaha tersohor itu.

"Bagaimana mungkin seorang caleg dari partai yang pemimpin umumnya adalah anak dari Bung Karno, kok bisa salah menyebutkan Bung Karno sebagai "Bapak Provokator", karena bermaksud menyebutkan "Bapak Proklamator". Ini kan hal yang tak pantas dan memalukan?" tanyanya beretorika.
Kejadian itu membuktikan bahwa pengamatan pemudaini semakin hari semakin kritis dan tentunya menjadikan sosok sang ayah yang mempunyai kemampuan berkomunikasi sosial yang baik, adalah modal utama siapapun yang ingin menjadi wakil rakyat.

Bukannya hal yang aneh, jika seorang caleg yang tidak punya intelektualitas cukup lebih sering melakukan sosialisasi yang salah komunikasi dan terdengar "tak jujur" dalam atribut alat peraga kampanye mereka. Seperti yang dilakukan oleh caleg pengusaha sohor kecamatan Bekasi Utara itu menggunakan tagline, "Sudah terbukti berkualitas" dalam setiap spanduk dan stiker yang kerap terlihat di belakang mobil angkot trayek Bekasi Utara Terminal Bekasi.

Kami pun menyetujui kritikannya yang tajam itu, bahwa terkadang tim relawan dari seorang caleg sering melakukan "blunder" atau kesalahkaprahan saat melakukan kampanye. Hal ini bukan karena si caleg yang tak cerdas memilih, tetapi juga karena anggota tim relawannya hanya melaksanakan perintah kerjanya sesuai kapasitas intelektualitas si caleg.

Jadi apakah caleg yang seperti ini yang pantas dipilih menjadi wakil rakyat di dewan, tanyanya tanpa menunggu jawaban dari kami sambil menawarkan rokoknya.

Dalam pengamatan media-reportase.com, ada beberapa caleg khususnya di wilayah kecamatan Bekasi Utara dan beberapa kecamatan lainnya di Kota Bekasi yang juga tak jarang melakukan komunikasi blunder pada alat peraga seperti spanduk, baliho dan stiker maupun poster mereka. Ini kami tuang dalam tulisan kami tentang Kampanye alat peraga yang unik, lucu, norak, blunder dan katrok dari para peserta pileg 2014 mendatang.

Bagi pemuda yang semakin rajin mengamati lingkungan menjelang pemilu legislatif 2014 ini, ayahnya, Syaherallayali, sudah jauh-jauh hari mempersiapkan atribut kampanye dalam bentuk menyicil belanja bendera partai Hanura maupun spanduk dan balihonya. "Bahkan ayah menyimpannya itu sejak awal tahun 2012, dan itu membuat saya heran sering bertanya padanya," imbuhnya, yang akhirnya dia mengetahui bahwa apa yang dilakukan ayahnya adalah cara hemat memiliki atribut alat peraga kampanye. Dan ini jauh lebih efisien jika dibandingkan para caleg lain yang berkemampuan finansial lebih terkadang harus mengelurkan kocek secara lebay, demi membuat atribut kampanye. Dan dari sini pulalah kesalahan konyol komunikasi massal dilakukan.

Biasanya karena si caleg tak punya masalah dengan keuangan, begitu dia ada peluang untuk memasang atribut kampanye secara massal diproduksi, maka konsep komunikasi efektif dan jujurnya jadi terlupakan, maka lahirlah jargon tak sesuai fakta seperti "Sudah terbukti kualitasnya" dari atribut kampanye seorang caleg padahal dia bukan inkamben (incumbent) dan baru saja mencalonkan dirinya jadi anggota dewan walaupun dia adalah kader partai yang sudah lama.

Rio sangat berharap agar ayahnya, tidak melakukan blunder komunikasi kampanye seperti itu, dan karena itu pulalah alasannya mengapa ia kini lebih sering menemani ayah "bermain" di dunia politik praktis. Tak lama telpon saya berdering, Bang Ral menelepon dari seberang sana untuk mengajak saya makan di warung seafood kaki lima di belakang komplek perumahannya dengan mengajak Rio sebagai penunjuk jalan.
Dan begitulah penggambaran sang anak tentang ayahnya, Syaherallayali, caleg Hanura nomor satu dari kecamatan Bekasi Utara, figur ayah yang baik dan politisi yang begitu membanggakan bagi si anak. Anda bisa percaya bukan dengan Syaherallayali sebagai calon wakil Anda di DPRD Kota Bekasi?
Sidik Rizal, www.kandidat-kandidat.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hanura Tak Kan Khianat - Hidup Mati Bersama Rakyat

BeritaTerkini

H. Mulyadi Caleg PDIP Kota Bekasi




. Murfati Lidianto, SE .-

: H.M. Zaini - Kota Bekasi :-